Bahagia? Aku masih merasa kata itu hanya serangkaian huruf yang belum berarti buatku. Mungkin nanti akan berarti. Ya mungkin. Aku kehilangan kata itu semenjak badai datang kepadaku beberapa waktu yang lalu. Awalnya ku kira badai itu akan berbeda dan akan menyenangkan jika ia berada di sekitarku. Ternyata aku salah, badai tetaplah badai. Ia tidak bisa berubah menjadi apapun itu.
Awalnya ia sangat menyenangkan buatku tapi setelah detik demi detik aku menjalani drama ini dengannya di panggungku yang megah, aku merasa ia telah memporak porandakan semua yang ada. Ia telah menghancurkan propertinya, lebih tepatnya ia menghancurkan properti yang utama. Aku memberikan properti kepadanya karena aku percaya ia akan menjaganya dengan baik tapi nyatanya ia menghancurkannya bahkan berkali-kali ia menghancurkan properti itu hingga menjadi kepingan-kepingan kecil yang tidak mungkin sempurna lagi jika disatukan. Aku tidak tau properti itu akan berfungsi dengan baik atau tidak jika aku menyatukannya kembali. Aku tidak akan pernah tau karena properti itu sampai saat ini masih hancur berantakan, mungkin ada kepingannya yang hilang ntah kemana.
Aku kira badai itu akan membawa kata yang aku inginkan tapi nyatanya ia tidak pernah membawanya. Ya memang badai tidak akan pernah membawa kata itu. Ia memang membawa banyak kata tapi tidak ada satupun yang aku inginkan. Yang aku inginkan hanya satu kata yang aku rasa sangat sulit untuk meraihnya. Butuh perjuangan keras untuk mendapatkan satu kata itu.
Dulu sekali, aku merasa kata itu sangat berarti buatku karena hujan datang membawanya. Lebih tepatnya pelangi yang membawanya. Ya, pelangi akan selalu ada bersama hujan. Pelangi hanyalah perantara antara kata itu dengan hujan dan hujan sendiri lah yang memberikannya kepadaku.
Dulu, konon katanya pelangi mempunyai ujung dan akan ada kotak yang berisi hadiah-hadiah yang sangat indah. Memang benar di ujung pelangi ada kotak yang sangat indah dan isi dari kotak itu pun indah. Kamu tau apa yang ada di dalamnya? Benar, kata itu. Kata yang aku inginkan.
Selain membawa kata itu bersamanya, ia juga selalu membawa ketenangan buatku, mungkin juga buat sebagian orang. Hujan yang aku miliki ini sangat istimewa, ia berbeda dengan hujan yang ada. Hujan yang ada mungkin akan sangat menjengkelkan untuk sebagian orang tapi hujanku tidak. Orang menganggap hujan adalah hal yang menyebalkan karena ia membawa hawa dingin dan membuat orang basah jika terkena dirinya. Hujanku tidak menyebalkan, ia menyenangkan. Ia tidak pernah membuatku merasa dingin, ia selalu membuatku merasa hangat dengan keberadaannya. Ia juga tidak membuatku basah bahkan ia mengeringkan bulir air yang jatuh di pipiku. Lihat kan betapa istimewanya hujan yang ku miliki?
Sayangnya, aku sekarang tidak memiliki hujan itu, ia pergi meninggalkan aku sendirian di dalam dinginnya atmosfer yang ada. Aku berharap hujan itu kembali tapi rasanya tidak mungkin. Aku hanya bisa merasakannya dari jauh. Ya hanya dari jauh. Aku ingin memiliki hujan itu lagi. Mungkin aku masih memilikinya tapi hanya berupa kepingan-kepingan darinya yang tertinggal. Mereka ku simpan di dalam kotak kenangan. Aku menyimpannya dengan baik, tidak ada orang yang tau keberadaannya. Hanya aku yang tau dan aku tidak akan membiarkan orang lain tau keberadaannya. Aku tidak mau orang lain mengambil kotak itu karena hanya itu yang aku miliki.
Perbedaan hujan dan badai? Tentu saja sangat berbeda! Aku lebih menyukai hujan daripada badai meskipun kadang aku merindukan badai tapi hanya sekelebat saja rinduku padanya. Kenapa aku merindukan badai? Mungkin karena ia pernah masuk ke dalam dramaku dan menjadi pendamping tokoh utama walaupun ia menghancurkan semuanya. Aku bodoh? Aku memang bodoh, aku mengakui itu karena telah merindukan hal yang telah menghancurkan drama yang telah aku jalani dengan baik.
Saat ini aku merindukan hujan. Tentu saja aku lebih merindukan hujan daripada badai! Aku rindu dengan atmosfer yang seketika berubah ketika ia berada di dekatku. Atmosfer yang aku rasakan ketika ia di dekatku tidak mungkin aku katakan dengan kata-kata. Tidak ada kata yang pantas untuk menggambarkannya, terlalu indah untuk di gambarkan dengan kata-kata. Biarkan aku saja yang mengerti bagaimana rasa atmosfer itu. Aku juga rindu bau khas dari hujan. Parfum paling mahal di dunia ini tidak akan bisa menggantikan bau khas dari hujanku.
Aku akan tetap menyukai hujanku sampai kapanpun :)